Selasa, 15 Januari 2013

keamanan e comerce

Sebuah toko E Commerce memerlukan volume lalu lintas yang baik untuk mendapatkan pelanggan potensial dan meningkatkan tingkat konversinya. Namun, untuk menarik pengunjung, situs web E Commerce harus menawarkan yang terbaik dari segalanya. Tidak hanya fitur yang baik, tetapi keamanan yang baik sama pentingnya. Transaksi online sebagian besar penuh dengan beberapa keraguan di pihak pengunjung. Yaitu mereka diwajibkan untuk memberikan informasi sensitif seperti informasi kartu kredit dll untuk membuat transaksi online. Oleh karena itu, orang berpikir dua kali sebelum mempercayai sebuah website. Ini membuat tugas sedikit lebih keras untuk situs web. Sebuah website harus memiliki struktur yang kuat dan aman untuk menjamin pengunjung tentang keamanan mereka. Harus bisa meyakinkan pengunjung bahwa informasi mereka akan aman dan mereka dapat melakukan pembelian tanpa khawatir tentang apapun.
Oleh karena itu, keamanan sangat penting atau situs web tidak akan mendapatkan setiap pelanggan potensial. Dan tanpa pelanggan potensial, bisnis akan pergi ke saluran pembuangan. E Comerce menjanjikan berbagai macam keuntungan yang didapatkan,tetapi dilain pihak terdapat pula kelemahan dan resiko dalam E Comerce diantaranya:

- Kehilangan segi financial secara langsung karena kecurangan
- Pencurian informasi rahasia yang berharga
- Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan
- Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak
- Kehilangan kepercayaan dari para konsumen
- Kerugian-kerugian yang tidak terduga

Faktor pendorong muncul dan berkembangnya keamanan e-Commerce:
- Kemajuan infrasutruktur sistem komunikasi
- Meledaknya sistem perdagnagn global
- Sistem perdagangan real time
- Meningkatkan rasa pengertian/penghargaan terhadap segala resiko yang mungkin terjadi
- Tersedianya teknologis sistem keamanan (security)
- Sistem keamanan sebagai aset yang berharga
- Politik
- Pengakuan terhadap pernyataan sah

Secure Electronic Commerce:
adalah E Commerce yang menggunakan prosedur sistem keamanan dan teknik untuk menghadapi resiko yang terjadi. Fungsi-fungsi umumnya antara lain:
  - Authentication (Pembuktian keaslian)
  - Confidentiality (kerahasiaan)
  - Data integrity (integritas data)
Biasanya semua itu diimplementasikan dengan menggunakan teknologi kriptografi seperti enkripsi dan digital signature.

KONSEP DASAR KEAMANAN E Commerce

Secure Socket Layer

Informasi yang dikirim melalui Internet biasanya menggunakan seperangkat aturan yang disebut TCP / IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol). Informasi ini dibagi menjadi paket-paket dan bernomor secara berurutan. Masing-masing paket dikirim melalui rute yang berbeda. PKI dan SSL menggunakan sertifikat digital untuk memastikan privasi dan otentikasi. Prosedur adalah seperti client mengirimkan pesan ke server, yang menjawab dengan sertifikat digital. Menggunakan PKI, server dan client bernegosiasi untuk membuat sesi kunci, yang merupakan kunci rahasia simetris khusus diciptakan untuk transmisi tertentu. Setelah sesi kunci sepakat, komunikasi berlanjut dengan sesi ini kunci dan sertifikat digital.
PCI, SET, Firewalls and Kerberos : PCI, SET, Firewall dan Kerberos
Standar enkripsi yang digunakan e-commerce saat ini adalah SET (Secure Electronic Transaction). Selain digunakan untuk pembayaran dengan credit card, SET juga digunakan untuk pembayaran dengan smartcard. Dengan menggunakan SET, kerahasiaan informasi customer (berupa nama dan nomor kartunya) bisa terjaga dengan baik. SET juga bisa menjaga autotentifikasi atau identitas penjual dan customer, sehingga tidak bisa disalahgunakan oleh sembarang orang.
SET menggunakan suatu kriptografi khusus bernama asymmetric cryptography untuk menjamin keamanan transaksi. Asymmetric cryptography ini juga disebut dengan nama Public-key Cryptography. Enkripsi ini menggunakan dua kunci/key (yaitu kode), satu kunci digunakan untuk meng-enkripsi data, dan kunci lainnya untuk men-dekripsi data tersebut. Kedua kunci tersebut terhubung secara matematis dengan rumus tertentu, sehingga data yang telah di-enkripsi oleh suatu kunci hanya bisa di-dekripsi dengan menggunakan kunci pasangannya.
Rincian kartu kredit dapat dikirim secara aman dengan SSL, tetapi sekali tersimpan di server mereka rentan terhadap luar hacking ke server dan jaringan yang menyertainya. Kartu PCI (peripheral component interconnect: hardware) sering ditambahkan untuk perlindungan, oleh karena itu, atau pendekatan lain sama sekali diterapkan: SET (Secure Electronic Transaction). Dikembangkan oleh Visa dan Mastercard, SET menggunakan PKI untuk privasi, dan sertifikat digital untuk autentikasi yang tiga pihak: pedagang, nasabah dan bank. Lebih penting lagi, informasi yang sensitif tidak dilihat oleh para pedagang, dan tidak disimpan di server pedagang.
Firewall (perangkat lunak / perangkat keras) melindungi server, jaringan dan individu PC dari serangan virus dan hacker. Tidak kalah pentingnya adalah perlindungan dari kejahatan atau kecerobohan dalam sistem, dan banyak perusahaan yang menggunakan protokol Kerberos, yang menggunakan kriptografi kunci rahasia simetrik untuk membatasi akses ke karyawan yang berwenang.

Tujuan-tujuan Sistem Keamanan Informasi:

·         Confidentially: menjamin apakah informasi yang dikirim tersebut tidak dapat dibuka atau tidak dapat diketahui oleh orang lain yang tidak berhak.
·         Integrity: menjamin konsistensi data tersebut apakah masih utuh sesuai aslinya atau tidak, sehingga upaya orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penduplikatan dan perusakan data bisa dihindari.
·         Availability: menjamin pengguna yang sah agar dapat mengakses informasi dan sumber miliknya sendiri.
·         Legitimate Use: menjamin kepastian bahwa sumber tidak digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sistem Keamanan Informasi:

Merupakan penerapan teknologi untuk mencapai tujuan-tujuan keamanan system informasi dengan menggunakan bidang-bidang utama yaitu:
·          Sistem Keamanan Komunikasi (Communications security) merupakan perlindungan terhadap informasi ketika di kirim dari sebuah sistem ke sistem lainnya.
·         Keamanan Komputer (Computer security) adalah perlindungan terhadap sistem informasi komputer itu sendiri.
·         Keamanan secara fisik seperti pengamanan oleh penjaga keamanan, pintu yang terkunci, sistem control fisik lainnya, dan sebagainya.
·         Keamanan Personal meliputi kepribadian orang-orang yang mengoperasikan atau memilki hubungan langsung dengan sistem tersebut.
·         Keamanan administrative contohnya mengadakan control terhadap perangkat-perangkat lunak yang digunakan, mengecek kembali semua kejadian-kejadian yang telah diperiksa sebelumnya dan sebagainya.
·         Keamanan media yang digunakan meliputi pengontrolan terhadap media penyimpanan yang ada dan menjamin bahwa media penyimpanan yang mengandung informasi sensitive tersebut tidak mudah hilang begitu saja.

Konsep Dasar e-Commerce:
·         Security Policy (Kebijaksanaan keamanan yang digunakan) merupakan satu set aturan yang diterapkan pada semua kegiatan-kegiatan pengamanan dalam security domain. Security domain merupakan satu set sistem komunikasi dan computer yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan.
·          Authorization (Otorisasi) berupa pemberian kekuatan secara hukum untuk melakukan segala aktifitasnya
·          Accountability (kemampuan dapat diakses) memberikan akses ke personal security.
·          A Threat(ancaman yang tidak diinginkan) merupakan kemungkinan-kemungkinan munculnya seseorang, sesuatu atau kejadian yang bisa membahayakan aset berharga khususnya hal-hal yang berhubungan dengan confidentiality, integrity, availability dan legitimate use.
·         An Attack(serangan yang merupakan realisasi dari ancaman), pada system jaringan computer ada dua macam attack, yaitu passive attack dan active attack.
·         Safeguards(pengamanan) meliputi control fisik, mekanisme, kebijaksanaan dan prosedur yang melindungi informasi berharga dari ancaman-ancaman yang mungkin timbul setiap saat.
·         Vulnerabilities(lubang-lubang kemaan yang bisa ditembus)
·         Risk(resiko kerugian) merupakan perkiraan nilai kerugian yang ditimbulkan oleh kemungkinan adanya attack yang sukses.
- Risk Analysis(analisa kerugian) merupakan proses yang menghasilkan keputusan apakah pengeluaran yang dilakukan terhadap safeguards benar-benar bisa menjamin tingkat keamanan yang diinginkan.
Threats(ancaman):
·         System Penetration: orang-orang yang tidak berhak, mendapatkan akses ke sistem computer dan diperbolehkan melakukan segalanya.
·         Authorization Violation: Ancaman berupa pelanggaran atau penayalahgunaan wewenang legal yang dimiliki oleh seseoarang yang berhak.
·         Planting: Ancaman yang terencana misalnya Trojan horse yang masuk secara diam-diam yang akan melakukan penyerangan pada waktu yang telah ditentukan.
·         Communications Monitoring: penyerang dapat melakukan monitoring semua informasi rahasia.
·         Communications Tampering: penyerang mengubah informasi transaksi di tengah jalan pada sebuah jaringan komunikasi dan dapat mengganti sistem server dengan yang palsu.
·         Denial of Service (DoS): Penolakan service terhadap client yang berhak.
·         Repudiation: Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuah komunikasi yang terjadi dikarenakan sesuatu yang bersifat senagja, kecelakaan ataupun kesalahan teknis lainnya.
Safeguards:
Yang dilakukan safeguards yaitu:
·         Mencegah munculnya threats (ancaman) sebelum benar-benar terealisasi
·         Meminimalisasikan kemungkinan terjadinya ancaman tersebut.
·         Mengurangi akibat yang timbul karena ancaman yang sudah terealisasi.

Security service safe guards:
 
·         Authentication Service: memberikan kepastian identitas pengguna.
  a. Entity authentication: contohnya password.
  b. Data origin authentication: membuktikan sah tidaknya identitas dalam bentuk pesan tertulis.
·         Access Control Services: melindungi semua fasilitas dan sumber-sumber yang ada dari akses-akses yang tidak berhak.
·         Confidentiality Service: memberikan perlindungan terhadap informasi yang berusaha disingkap oleh orang lain yang tidak berhak.
·         Data Integrity Srevice: perlindungan terhadap ancaman yang dapat mengubah data item seandainya ini terjadi di dalam lingkungan security policy.
·          Non-Repudiation Service: melindungi user melawan ancaman yang berasal dari user berhak lainnya seperti kesalahan penolakan ketika transaksi atau komunikasi sedang terjadi

Kamis, 13 Desember 2012

Suplay Chain Management

Supply Chain Management (SCM) atau jika dalam Bahasa Indonesia sering dikenal dengan sebutan Manajemen Rantai Suplai adalah manajemen jaringanan bisnis yang terlibat dalam penyediaan produk dan paket yang dibutuhkan oleh konsumen akhir yang ada dalam rantai suplai. Supply Chain Management mencakup semua gerakan dan penyimbanan bahan baku, barang yang sedang diproses, dan barang yang sudah siap untuk dikonsumsi.
Menurut latar belakang praktek manajemen logistik tradisional dan perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat. Supply Chain Management (SCM) menekankan pada pola terpadu menyangkut proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga pada konsumen akhir. Dalam konsep SCM ingin diperlihatkan bahwa rangkaian aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat yang besar. Mekanisme informasi antara berbagai komponen tersebut berlangsung secara transparan
Fokus utama dari SCM adalah sinkronisasi proses untuk kepuasan pelanggan. Semua supply chain pada hakekatnya memperebutkan pelanggan dari produk atau jasa yang ditawarkan. Semua pihak yang berada dalam satu rantai supply chain harus bekerja sama satu dengan lainnya semaksimal mungkin untuk meningkatkan pelayanan dengan harga murah, berkualitas, dan tepat pengirimannya.
Persaingan dalam konteks SCM adalah persaingan antar rantai, bukan antar individu perusahaan. Kelemahan praktek tradisional yang bersifat adversarial adalah terfokusnya ukuran keberhasilan dan aktivitas pada bagian-bagian kecil dari supply chain yang justru sering berlawanan dengantujuan akhir untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan atau konsumen akhir.

Fungsi Dasar
Ada dua fungsi SCM, yaitu: yang pertama adalah SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi danmenghantarkannya ke pemakai akhir. Fungsi pertama ini berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yaitu ongkos material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, ongkostransportasi dan sebagainya.
Yang Kedua, SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang di suplai oleh SCMmencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini berkaitan dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah SCM. Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkos mark down, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost.

 Sumber : Hanyasari.blogspot.com

Enterprise Aplication Program (EAP)


Arsitektur Enterprise adalah kumpulan prinsip, metode dan model yang bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendesain dan merealisasikan sebuah struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastrukturnya.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa arsitektur enterprise merupakan cara untuk menggambarkan model operasional enterprise yang mencakup aspek perencanaan bisnis, otomasi, hingga infrastruktur teknologi informasi pendukungnya. Arsitektur enterprise mempunyai empat komponen/domain utama yaitu: arsitektur bisnis, arsitektur informasi, arsitektur teknologi, dan arsitektur aplikasi. Sehubungan dengan keempat komponen ini, produk arsitektur enterprise akan berupa grafik, model dan/atau narasi yang menjelaskan lingkungan dan rancangan enterprise.

Selain itu enterprise didefinisikan sebagai organisasi yang mendukung skop bisnis dan misi. Di dalam enterprise termasuk resource-resource yang saling bergantung satu sama lain (orang, organisasi, dan teknologi) dimana resource- resource tersebut harus saling mengkoordinasikan fungsinya dan berbagi informasi untuk mendukung misi secara umum atau kumpulan dari misi. Sedangkan terminologi  architecture adalah struktur dari komponen-komponen termasuk di dalamnya  interrelationship, prinsip-prinsip, panduan, aturan mengenai desain dan evolusi.

Dari terminologi tersebut Enterprise architecture dapat didefinisikan sebagai strategi informasi berbasis aset yang mendefinisikan misi, kebutuhan informasi-informasi untuk mewujudkan misi, dan proses transisional untuk mengimplementasikan teknologi baru dalam menjawab perubahan-perubahan misi yang dibutuhkan. 

Enterprise Application Programs (EAP) adalah implementasi dari enterprise architecture yang merupakan konsep integrasi berbagai proses bisnis dengan memperbolehkan mereka saling bertukar data berbasis message. EA berfungsi sebagai penghubung ERP dengan SCM atau ERP dengan CRM.

Ini adalah proses program aplikasi komputer perusahaan untuk meningkatkan fungsionalitas dan kinerja. Pada dasarnya EA melakukan share data antara aplikasi. EA dapat memiliki beberapa tujuan, dapat menghubungkan database, berbagi data dan menyediakan database cadangan dalam kasus suatu masalah yang timbul. EA juga dapat menyediakan data penyimpanan, menyalurkan data dari beberapa database menjadi satu untuk digunakan secara optimal. Bisnis juga menggunakan EA untuk menyelesaikan transaksi bisnis tunggal pada beberapa sistem.

Penggunaan yang paling inovatif EA adalah untuk menciptakan sistem virtual umum. Dengan kata lain, EA dapat berbaur serangkaian aplikasi dan/atau database ke satu mesin yang beroperasi kohesif. Hal ini tanpa diragukan lagi merupakan pilihan yang lebih kuat dari satu server yang beroperasi sendiri.
Sumber: - Perpustakaan Digital ITB
              - Artikel-teknologi-informasi.blogspot.com





Enterprise Resource Planning

Pengertian ERP


ERP yang merupakan kependekan dari Enterprise Resource Planning adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Atau dengan kata lain ERP digunakan untuk mengelola seluruh aktifitas perusahaan termasuk keuangan, produksi, HRD, marketing, supply chain, logistics, dll. Pada prinsipnya, ERP adalah sebuath gabungan dari 3 buah komponen penting, yaitu: Praktek Management bisnis, IT dan Tujuan dari bisnis yang spesifik.

Sederhananya, ERP adalah sebuah arsitektur software yang membantu streaming dan pendistribusian informasi terhadap seluruh bisnis unit. ERP memberikan para eksekutif sebuah overview yang komprehensif yang akan mempengaruhi keputusan bisnis secara produktif.Pada core ERP terdapat sebuah data respository terpusat dan ter'managed' yang merequest dan mensupply informasi atau data untuk suatu aplikasi operasional dalam platform universal komputer yang terintegrasi satu sama lainnya.




Pada awalnya ERP hanya diimplementasikan pada organisasi yang besar dengan organisasi yang mengunakan resources yang sangat luas, namun sekaranga penggunaan ERP sudah mengalami perubahan beberapa tahun terakhir ini, dan ERP sekarang dapat diimplementasikan pada skala perusahaan menengah dan berbagai macam industri.

Arsitektur software ERP sekarang ini dapat merangkum fungsi-fungsi yang ada dalam suatu bisnis dan mengintegrasikannya dalam satu tempat dari gabungan database. Misalkan, fungsi dari HRD, Supply Chain Management, Customer Relationship Management, Keuangan, produksi, management gudang dan logistik, yang mana dulunya menggunakan aplikasi/software dan database masing-masing & terpisah, maka sekarang ini masing-masing unit aplikasi itu disatukan dengan satu payung, yaitu arsitektur ERP.




Karakter Sistem ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce , Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain. Berbeda dengan Front Office Syistem ,yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce , Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain. Konsep ERP dapat dijalankan dengan baik,jika didukung aplikasi dan infrastruktur komputer baik Hardware / software sehingga pengolahan dapat dilakukan dengan mudah . ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning ( MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya.

Sistim ERP dibagi atas beberapa sub-sistim yaitu sistim Financial, sistim Distribusi, sistim Manufaktur, sistim Maintenance dan sistim Human Resource. Industri analis TI seperti Gartner Group dan AMR Research telah sejak awal tahun 90an memantau dan menganalisa paket-paket aplikasi yang tergolong dalam sistim ERP.Contoh paket ERP antara lain: SAP, Baan, Oracle, IFS, Peoplesoft dan JD.Edwards.

Untuk mengetahui bagaimana sistim ERP dapat membantu sistim operasi bisnis kita, mari kita perhatikan suatu kasus kecil seperti di bawah ini :
Katakanlah kita menerima order untuk 100 unit Produk A. Sistim ERP akan membantu kita menghitung berapa yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan sumber daya yang ada pada kita saat ini. Apabila sumber daya tersebut tidak mencukupi, sistim ERP dapat menghitung berapa lagi sumberdaya yang diperlukan, sekaligus membantu kita dalam proses pengadaannya. Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, sistim ERP juga dapat menentukan cara pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dalam proses ini, tentunya segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat dalam sistim ERP tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi dari 100 unit tersebut.


Keuntungan penggunaan ERP :


  1. Integrasi data keuangan
    Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik.
  2. Standarisasi Proses Operasi

    Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.
  3. Standarisasi Data dan Informasi

    Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda.
  4. Suksesor Penerapan

    Syarat sukses memilih ERP Pengetahuan dan Pengalaman Pengetahuan adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancar Pengalaman adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan. Pengetahuan tanpa pengalaman menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan. Pengalaman tanpa pengetahuan bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup.


Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat implementasi ERP:

  1. ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.
  2. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan.
  3. ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
  4. Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih terjamin keberhasilannya

Gagalnya ERP

  1. Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
  2. Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik
  3. Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
  4. Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru


Tanda-tanda Kegagalan ERP biasanya ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut:


  1. Kurangnya komitmen top management
  2. Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisis strategi bisnis)
  3. Cacatnya proses seleksi software (tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan)
  4. Kurangnya sumber daya (manusia, infrastruktur dan modal)
  5. Kurangnya ‘buy in’ sehingga muncul resistensi untuk berubah dari para karyawan
  6. Kesalahan penghitungan waktu implementasi
  7. Tidak cocoknya software dgn business process
  8. Kurangnya training dan pembelajaran
  9. Cacatnya project design & management
  10. Kurangnya komunikasi
  11. Saran penghematan yang menyesatkan 

Sumber:http://putrajatim.blogspot.com/2012/02/enterprise-resource-planning-erp.html